infonewjakarta.blogspot.co.id

Kamis, 14 Juli 2016

doa dan impian

Saat masih SD, saya masih ingat kalau dulu sering dongkol bahkan menangis saat diajak bepergian oleh keluarga saya. Penyebabnya hanya satu; motor ayah saya sering banget mogok ditengah perjalanan. Bahkan, perjalanan refreshing pada hari Minggu sering habis dijalan karena harus mendorong motor yang mogok atau menunggui ayah yang harus memperbaiki sepeda motor bututnya
Saat saya dongkol dan bersedih, ayah dan ibu saya selalu menasehati dengan lembut. Bahwa kita harus bersabar dan bersukur atas pemberian dari Tuhan. Ujung-ujungnya pasti saya disuruh berdoa dengan sungguh-sungguh agar ayah diberi rumah bagus, motor bagus, dan mobil seperti salah satu teman ayah yang saya kenal.
Saya juga masih ingat, saat SD saya sangat senang diajak berkunjung ke rumah teman-teman ayah saya yang kaya. Saat itu saya sering membayangkan ayahlah yang mempunyai rumah seperti teman-temannya yang kaya tersebut. Bahkan bayangan, rasa, dan keindahan yang saya rasakan bisa bertahan selama beberapa hari lho. 

Saya juga masih ingat ayah dan ibu sering bilang kalau mereka tidak mungkin bisa memiliki rumah besar dan mobil seperti teman-teman mereka yang kaya. Alasan orang tua saya karena mereka hanyalah pegawai negeri dengan gaji pas-pasan. Bahkan rumah kami saat itu saja masih kontrak.
Tapi saat itu saya tidak peduli, saya terus membayangkan betapa bahagianya jika ayah punya rumah besar dan mobil tersebut. Setiap selesai sholat di tempat ngaji, saya selalu memohon pada Allah kalau saya ingin ayah bisa punya rumah sendiri dan mobil. Agar saya tidak selalu bersedih karena motor ayah yang selalu mogok.

Tahukah anda? Ternyata dalam 3 tahun bayangan saya ini menjadi kenyataan! Ayah saya akhirnya bisa punya rumah yang luas, motor baru, dan sebuah mobil. PERSIS SEPERTI YANG SAYA BAYANGKAN DAN SAYA MINTA PADA ALLAH SELAMA 3 TAHUN MULAI KELAS 2 SD!

Kisah yang Terjadi Pada Teman Saya
Kisah saya di atas juga terjadi pada teman saya. Walaupun penghasilan dia pas-pasan, dia bisa menyekolahkan anaknya di sekolah TK favorit dengan biaya yang sangat mahal. Semua itu bisa terjadi karena si anak selalu membayangkan bahwa dia kelak akan sekolah di tempat itu.
Si anak tidak peduli walau diberitahu kalau orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendaftaran. Bahkan dia sampai menabungkan uang jajannya agar bisa sekolah di tempat impiannya. Setiap pagi si anak selalu minta diajak sekedar melihat sekolah yang kelak akan menjadi sekolahnya saat umurnya sampai.

Tahukah anda? Akhirnya si anak bisa bersekolah di tempat itu walau secara logika tidak mungkin orang tuanya mampu membayar biaya pendaftaran. Ternyata Allah mengiyakan impian sang anak dan memberi rejeki yang cukup pada teman saya agar impian anaknya bisa terwujud…Subhanallah.

Tidak ada komentar: