Saat masih SD, saya masih ingat kalau
dulu sering dongkol bahkan menangis saat diajak bepergian oleh keluarga
saya. Penyebabnya hanya satu; motor ayah saya sering banget mogok
ditengah perjalanan. Bahkan, perjalanan refreshing pada hari Minggu
sering habis dijalan karena harus mendorong motor yang mogok atau
menunggui ayah yang harus memperbaiki sepeda motor bututnya
Saat saya
dongkol dan bersedih, ayah dan ibu saya selalu menasehati dengan lembut.
Bahwa kita harus bersabar dan bersukur atas pemberian dari Tuhan.
Ujung-ujungnya pasti saya disuruh berdoa dengan sungguh-sungguh agar
ayah diberi rumah bagus, motor bagus, dan mobil seperti salah satu teman
ayah yang saya kenal.
Saya juga masih ingat, saat SD saya
sangat senang diajak berkunjung ke rumah teman-teman ayah saya yang
kaya. Saat itu saya sering membayangkan ayahlah yang mempunyai rumah
seperti teman-temannya yang kaya tersebut. Bahkan bayangan, rasa, dan
keindahan yang saya rasakan bisa bertahan selama beberapa hari lho.
Saya juga masih ingat ayah dan ibu
sering bilang kalau mereka tidak mungkin bisa memiliki rumah besar dan
mobil seperti teman-teman mereka yang kaya. Alasan orang tua saya karena
mereka hanyalah pegawai negeri dengan gaji pas-pasan. Bahkan rumah kami
saat itu saja masih kontrak.
Tapi saat itu saya tidak peduli, saya
terus membayangkan betapa bahagianya jika ayah punya rumah besar dan
mobil tersebut. Setiap selesai sholat di tempat ngaji, saya selalu
memohon pada Allah kalau saya ingin ayah bisa punya rumah sendiri dan
mobil. Agar saya tidak selalu bersedih karena motor ayah yang selalu
mogok.
Tahukah anda? Ternyata dalam 3 tahun
bayangan saya ini menjadi kenyataan! Ayah saya akhirnya bisa punya rumah
yang luas, motor baru, dan sebuah mobil. PERSIS SEPERTI YANG SAYA
BAYANGKAN DAN SAYA MINTA PADA ALLAH SELAMA 3 TAHUN MULAI KELAS 2 SD!
Kisah yang Terjadi Pada Teman Saya
Kisah saya di atas juga terjadi pada
teman saya. Walaupun penghasilan dia pas-pasan, dia bisa menyekolahkan
anaknya di sekolah TK favorit dengan biaya yang sangat mahal. Semua itu
bisa terjadi karena si anak selalu membayangkan bahwa dia kelak akan
sekolah di tempat itu.
Si anak tidak peduli walau diberitahu
kalau orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendaftaran. Bahkan dia
sampai menabungkan uang jajannya agar bisa sekolah di tempat impiannya.
Setiap pagi si anak selalu minta diajak sekedar melihat sekolah yang
kelak akan menjadi sekolahnya saat umurnya sampai.
Tahukah anda? Akhirnya si anak bisa
bersekolah di tempat itu walau secara logika tidak mungkin orang tuanya
mampu membayar biaya pendaftaran. Ternyata Allah mengiyakan impian sang
anak dan memberi rejeki yang cukup pada teman saya agar impian anaknya
bisa terwujud…Subhanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar